Air Bersih Barang Mewah Buat Warga Klakah

Tuesday, November 23, 2010

suarasurabaya.net| KASNO T KASIM, juru bicara perwakilan warga 5 Desa di wilayah Kecamatan Klakah, dalam pertemuan dengan agenda RDP (Rapat Dengar Pendapat) untuk mendesak kelanjutan proyek air bersih hasil eksploitasi air Ranu Klakah yang terhenti sebagai dampak munculnya protes sejumlah warga Desa Tegalrandu, dengan jajaran DPRD Kabupaten Lumajang yang diwakili Komisi B, Komisi C dan unsur pimpinan DPRD, Selasa (23/11) siang, mengungkapkan jika pelaksanaan proyek ini akan mengurangi kesulitan warga yang selama ini sangat berharap ketersediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari mereka.

”Saya gambarkan saja, masyarakat Klakah menilai air bersih itu layaknya barang mewah saja. Untuk mendapatkannya setiap hari, selain sulit juga kalau ada jaraknya jauh. Bahkan, warga terpaksa harus menempuh jarak sampai ke luar wilayah Desanya, hanya untuk mendapatkan suplai kebutuhan air bersih,” beber KASNO T KASIM didampingi H HERMAN AFFANDI, seorang tokoh politik asal Kecamatan Klakah ketika dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM Lumajang.

Dan, lajut KASNO, suplai air bersih itu pun dibeli dari jaringan PDAM yang ada. Padahal, selama ini titik jairngan distribusi air bersih itu hanya dipasang di beberapa titik saja. Bagi warga yang mampu, setiap hari membeli air bersih dengan biaya minimal Rp 8 ribu sampai Rp 24 ribu rupiah untuk kebutuhan airnya. Baik untuk kebutuhan mandi, cuci dan masak.

”Tapi, kalau bagi masyarakat miskin yang penghasilannya rendah, tentunya tidak terjangkau. Yang lebih ironis lagi, jika masyarakat tidak mampu membeli air besih, mereka terpaksa mengais dari sungai kering yang airnya kotor dan tidak layak konsumsi seperti di Desa Mlawang. Kadang, untuk memenuhi kebutuhan air bersih ini, anak-anak yang sebenarnya waktunya belajar dan ngaji, dilibatkan orangtuanya. Hingga, 50 persen waktunya habis untuk mencari air,” kata KASNO.

KASNO juga menyampaikan uneg-unegnya, bahwa penolakan yang disampaikan komunitas warga sebelumnya, tidak mengapresiasi kebutuhan masyarakat luas. ”Ranu Klakah itu bukan milik Desa, kelompok ataupun perorangan. Air Ranu Klakah bisa dimanfaatkan masyarakat Klakah secara luas, bahkan masyarakat di luar wilayah Kecamatan yang memang membutuhkan, karena krisis air. Kalau ada yang menolak itu lumrah saja, namun lihat berapa banyak warga lain yang akan terbantu. Saya tegaskan lebih dari 10 ribu jiwa yang membutuhkan air bersih hasil proyek ini,” tegas KASNO.

Apalagi, lanjutnya, sebelumnya pihak pelaksana proyek tersebut bersama telah melakukan survey dengan hasil debit air Ranu Klakah yang dilaksanakan awal tahun, bertepakan dengan musim kemarau mencapai 300 liter per detik. Debit air ini, dari hasil survey juga dinilai mampu memenuhi kebutuhan irigasi dengan luasan 200 liter perdetik untuk ratusan hektar lahan di speutaran Ranu Klakah. ”Sementara yang akan dieksploitasi hanya 25 liter perdetiknya. Jadi dari hitung-hitungan tehnis, eksploitasi ini tidak akan mempengaruhi kebutuhan irigasi,” papar KASNO.

Hanya saja, proyek ini diharapkan tidak hanya melakukan eksplotasi saja, tanpa mempertimbangan perbaikan jaringan. :Jaringan PDAM di Klakah, meski titiknya sedikit, tapi sudah lama dan bahkan sudah tidak layak lagi. Karena, faktor loss-nya besar karena air merembes dan tidak maksimal didistribusikan kepada pelanggan. Faktor loss-nya mencapai 50 persen dari perkiraan kami. Buktitnya, pipa PDAM dibuka, airnya hanya kricik-kricik. Padahal, dari sumbernya besar,” terang KASNO.(her/ipg)

0 comments: